Press ESC to close

Kepemimpinan Global Di bawah Rezim Amerika Serikat terhadap Era VUCA”

Geopolitik merupakan konsep yang berkaitan dengan interaksi antara manusia dengan ruang hidupnya, yang dikaitkan dengan wilayah, penduduk, iklim serta bahasa yang berkaitan dengan aktivitas dan sejarah.

Geopolitik sendiri sering dikaitkan dengan sistem politik internasional seperti yang dijelaskan oleh Kenneth Waltz sebenarny dunia digambarkan oleh pemikir realis layaknya pertarungan memperebutkan kekuasaan, bahwa negara yang merepresentasikan manusia memiliki kepentingan yang disebut sebagai kepentingan nasional. 

Visi geopolitik berkaitan dengan lebensraum atau ruang hidup manusia untuk berkembang dan mencapai kepentingan nasionalnya. Maka dari itu, geopolitik hari ini tidak terlepas dari keadaan yang disebut sebagai VUCA atau singkatan dari Volality, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity. Konsep ini merupakan penggambaran bahwa situasi geopolitik dunia dalam keadaan yang bergejolak, tidak pasti, kompleks dan dilingkupi ketidakjelasan mengenai situasi selanjutnya atau di masa mendatang. Gagasan VUCA di era revolusi indsutri 4.0 menuju 5.0 dilingkupi situasi perubahan yang semakin cepat (Volalitas), kurangnya Prediktibilitas atau kemungkinan yang pasti (Uncertainty), situasi yang serba sulit, tidak pasti, dan saling keterkaitan sehingga menciptakan kompleksitas; yang terakhir adalah potensi terjadinya salah tafsir oleh masyarakat internasional dalam melihat situasi internasional melalui media digital yang biasa disebut sebagai Ambiguitas. 

Era VUCA ditandai dari perubahan yang sangat cepat dari segala bidang, baik ekonomi maupun politik. Era VUCA dibarengi dengan era globalisasi, dalam  menghadapi era VUCA diperlukan suatu sistem dan sumber daya manusia organisasi yang fleksibel yang dapat menyesuaikan dengan perubahan yang kompleksitas, penuh ketidakpastian dan rumit, untuk itu diperlukan usaha menciptakan organisasi yang mampu menghadapi segala tantangan yang tidak terduga di masa depan (Bakti, R. 2022). 

Kepentingan nasional suatu bangsa didasarkan pada Basic Needs atau kebutuhan dasar yaitu berupa security, freedom, order/justice, wealthy, dan welfare. Dalam memenuhi kepentingan nasionalnya tersebut, negara-negara perlu melakukan diplomasi atau upaya damai dengan negara-negara baik yang kuat maupun lemah. Dalam melakukan upaya diplomasi tersebut diperlukan kebijakan luar negeri sebagai Bargain Position atau daya tawar negara-negara di dunia dalam memenuhi kepentingan nasionalnya, serta menjaga hubungan internasional antar negara tetap dalam keadaan damai. 

Di era VUCA, organisasi internasional dihadapkan pada tantangan yang harus disesuaikan dengan keadaan. Menuntut semua pihak baik aktor negara maupun aktor non negara untuk dapat adaptif, responsif, dan inovatif dalam menghadapi perubahan yang cepat dan tidak terduga. Selain terdapat era TUNA yang merupakan era lebih buruk dari era VUCA, terdapat juga kontra-VUCA yang terdiri dari Vision atau sikap melihat ke depan dan berorientasi kan pada masa depan, Understanding atau memahami situasi dengan lebih detail dan seksama agar segala keputusan bisa memenuhi ekspektasi, Clarity atau kejelasan merupakan upaya untuk mendapatkan alur permasalahan yang lebih jelas supaya kompleksitas masalah dapat diatasi, Agility atau kelincahan dalam mengambil keputusan yang sesuai dengan yang dibutuhkan, kelincahan dibutuhkan agar menghindari ambiguitas situasi yang terjadi khususnya situasi geopolitik, antitesis VUCA ala Bob Johansen dari Institute for the Future di Silicon Valley (Dhillon, R., & Nguyen, Q. C. 2021). 

Dalam melihat geopolitik saat ini yang tidak terlepas dari VUCA, kaitannya dengan diplomasi negara-negara di dunia saat ini cenderung sama-sama kuat, sehingga menimbulkan output yang berdampak negatif pada situasi geopolitik saat ini. 

Era perang dingin yang berakhir pada 1991 setelah Uni Soviet bubar, seharusnya menjadi angin segar bagi perdamaian dan kestabilan situasi geopolitik dunia. Namun, era VUCA yang dibarengi dengan globalisasi membawa dampak serta pengaruh lain pada situasi politik internasional serta geopolitik dunia. Sesuai yang dijelaskan oleh teori George Modelsky yaitu Leader of the World Theory bahwa dunia akan mengalami pergeseran kepemimpinan global. 

George Modelsky memberikan sebuah model yang dikenal sebagai “Long Cycle Theory” yang merupakan teori geopolitik dan fokus pada siklus kepemimpinan global dalam sistem internasional. Model geopolitik Modelski merupakan model historis yang menafsirkan data histroris. Model ini berguna untuk memperkenalkan gagasan tentang struktur geopolitik dan menawarkan konteks untuk peristiwa geopolitik terkini. 

Dalam Leader of the World Theory ini terdapat 4 fase menuju upaya pergeseran kepemimpinan global 4 fase tersebut yaitu Global War, Kepemimpinan global, fase delegitimasi, dan terakhir fase dekonsentrasi (Melissa Y. Rock. 2023). 

Dalam melihat situasi saat ini dan dikaitkan dengan kondisi kepemimpinan global saat ini, maka menurut pendapat saya dalam konstelasi politik internasional pada 50 tahun hingga satu abad ke depan akan dipenuhi oleh fase persaingan melalui fase perang global, perang disini terjadi pada skala besar hingga kecil, baik perang secara militer maupun perang secara ekonomi. 

Situasi geopolitik dunia jika dilihat melalui era VUCA, maka fase kepemimpinan global negara Amerika Serikat saat ini, sedang berada di fase delegitimasi dan mulai menuju fase dekonsentrasi dikarenakan negara-negara berkembang maupun negara maju bersama-sama menantang keberadaan Amerika dalam bidang ekonomi, politik serta budaya. 

Era VUCA mendukung pergantian kepemimpinan global negara Amerika Serikat dikarenakan teori George Modelsky menjelaskan bahwa setiap fase dalam kepemimpinan dunia berlangsung dalam periode 25 tahun, sehingga secara keseluruhan Amerika Serikat berada dalam fase kepemimpinan global pasca Uni Soviet bubar di tahun 1991 dan akan berakhir pada tahun 2016. Hal ini terbukti, pasca 2016 di mana kondisi Amerika Serikat berada dalam keadaan delegitimasi, hal tersebut tercermin pada kebijakan serta keputusan pemerintahan di bawah presiden Donald J Trump menjabat dalam periode 2016-2020 melakukan upaya perang dagang dengan negara China yang merupakan negara adidaya baru penantang negara adidaya lama. 

Dikutip dari berita CNN edisi 4 November 2020, dituliskan bahwa Perang Dagang bermula karena Trump kesal dengan neraca perdagangan negaranya yang selalu tercatat defisit dengan negara China, hal inilah yang menimbulkan kebijakan atau langkah proteksionisme untuk memperbaiki neraca perdagangan AS. 

Perang dagang yang dimulai pada era Trump ternyata berlanjut pada era presiden Biden (2021-2025), dikutip dari berita CNBC Indonesia edisi 15 Mei 2024. Dituliskan bahwa, upaya menaikkan tarif barang-barang impor dari China masih terus berlanjut, “Gedung Putih mengatakan kenaikan tarif diperlukan untuk melindungi industri AS dari persaingan tidak sehat.” 

Situasi ini menjadi bukti bahwa kekuasaan Amerika Serikat dalam kedigdayaan ekonomi mulai tersaingi oleh negara China, karena tarif tinggi terhadap barang-barang impor dari China membuktikan bahwa negara China sudah bangkit secara ekonomi untuk melawan kedigdayaan ekonomi Amerika Serikat. Terlebih upaya, penaikan tariff impor tersebut tidak mempengaruhi inflasi Amerika Serikat yang terus meningkat seiring waktu. 

Kedigdayaan ekonomi Amerika terancam oleh keberadaan negara China dalam mempengaruhi ekonomi nasional negaranya melalui produk impor yang murah serta ekonomi internasional melalui perdagangan internasional. Kedigdayaan Politik internasional Amerika Serikat juga dalam fase delegitimasi, hal ini  dibuktikan dengan slogan kampanye Donald Trump yaitu MAGA atau “Make America Great Again”, yang dalam perkembangannya menjadi gerakan politik yang muncul pada kampanye Donald Trump di tahun 2016 dalam kampanye ini Donald Trump merasa bahwa negara Amerika Serikat sedang dilawan kedigdayaannya oleh negara-negara lain. 

Keyakinan bahwa Amerika Serikat pernah menjadi negara “hebat” tetapi telah kehilangan status ini karena pengaruh asing, baik di dalam perbatasannya (melalui imigrasi dan multikulturalisme ) maupun di luar (melalui globalisasi , atau meningkatnya integrasi berbagai ekonomi nasional). Anggota MAGA berpikir bahwa kejatuhan ini dapat dibalikkan melalui “Kebijakan "Amerika pertama" yang akan memberikan tingkat proteksionisme ekonomi yang lebih besar dengan mengurangi imigrasi, khususnya dari negara-negara berkembang, dan mendorong atau menegakkan apa yang dianggap anggota MAGA sebagai nilai-nilai tradisional Amerika (Volle, A. 2024). 

Kampanye MAGA tersebut berdampak negative pada konstelasi politik dalam negeri serta politik internasional, slogan MAGA juga dikaitkan dengan keadaan geopolitik di era VUCA yang tidak dapat dikendalikan oleh pemimpin negara adidaya yaitu Presiden Amerika Serikat. Hal ini tentunya dapat dilihat melalui usia para calon presiden Amerika Serikat yang sudah berada dalam kondisi tua yaitu usia 70-80 tahun. 

Kepemimpinan global dari negara Amerika Serikat jika dianalisis melalui Leader of the World Theory, bahwasanya negara Amerika Serikat berada dalam fase delegitimasi dikarenakan banyak negara berkembang maupun negara maju mulai mempertanyakan dan menantang kedigdayaan ekonomi serta politik negara Amerika Serikat. 

Konstelasi politik pada 50 hingga 100 tahun ke depan akan diwarnai dengan upaya pengambil alihan kepemimpinan global dari negara Amerika Serikat oleh negara-negara maju lainnya yang berusaha menanamkan pengaruh serta kekuasaannya dinegara-negara miskin dan berkembang lainnya. Setelah melihat apa yang terjadi pada negara adidaya lama yaitu Amerika Serikat, dapat dilihat bahwa konstelasi politik internasional, kondisi geopolitik dunia akan berada dalam kondisi yang semakin tidak stabil. 

VUCA merupakan pengingat bahwa era digital yang saat ini sedang terjadi di seluruh dunia akan mempengaruhi kondisi politik internasional bahkan geopolitik. Terlebih, upaya pembunuhan calon presiden dari partai republik yaitu Donald Trump pada bulan juni dalam kampanye besar di Butler County, Pennsylvania merupakan peringatan keras mengenai keberadaan pemimpin global yang dapat mempengaruhi ekonomi serta politik internasional. 

Menurut saya, upaya pembunuhan yang dilakukan oleh anak muda Amerika Serikat tersebut tentunya bukan hanya sebatas percobaan pembunuhan, melainkan sebagai gambaran situasi geopolitik dunia yang semakin tidak terkendali. Persaingan politik di Amerika Serikat yang semakin tidak sehat, serta keadaan dunia yang terus mengalami konflik berkelanjutan baik di benua Asia, Afrika bahkan benua Eropa menjadikan konstelasi pada 50 hingga 1 abad ke depan, akan terus dibayang-bayangi oleh VUCA. 

Kepemimpinan global Amerika Serikat dapat berakhir secepatnya jika negara-negara penantang kedigdayaan Amerika Serikat melawan era VUCA dengan VUCA itu sendiri, yaitu melalui Vision, Understanding, Clarity, dan Agility. VUCA tersebut dapat terwujud jika salah tiga-nya negara penantang hegemoni Amerika Serikat tersebut dapat melakukan kontra VUCA dengan baik. Salah tiga negara tersebut adalah negara China, Iran dan negara Russia. 

Referensi : 

Bakti, R. (2022). Implementasi Peran Pemimpin Dan Human Resources Dalam Organisasi Di Masa VUCA. Jurnal GICI Jurnal Keuangan dan Bisnis, 14(1), 26-30.

CNN. (2020). Kronologi Perang Dagang AS-China selama Kepemimpinan Trump. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20201103154223-92-565387/kronologi-perang-dagang-as-china-selama-kepemimpinan-trump 

Dhillon, R., & Nguyen, Q. C. (2021). Strategies to respond to a VUCA world.

Finaka, A, W. (2019). Kampanye Pemilu Bisa Lewat Budaya, Olah raga, dan Sosial. Indonesia baik.id. Diakses pada : 31/07/2024. https://indonesiabaik.id/motion_grafis/kampanye-pemilu-bisa-lewat-budaya-olah-raga-dan-sosial 

Melissa Y. Rock. (2023). Introduction to Modelski’s Model of World Leadership. Tersedia pada : https://www.e-education.psu.edu/geog128/node/646 

Revo, M. (2024). Babak Baru Perang Dagang AS-China: Indonesia Untung Apa Buntung?. CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/research/20240515064935-128-538117/babak-baru-perang-dagang-as-china-indonesia-untung-apa-buntung 

Rusman. (2020). VUCA dalam Perspektif Geopolitik. The Global Review. https://theglobal-review.com/vuca-dalam-perspektif-geopolitik/ 

Volle, Adam. "Gerakan MAGA". Encyclopedia Britannica , 15 Juli 2024, https://www.britannica.com/topic/MAGA-movement. Diakses pada 30 Juli 2024.

Rendy Putra Pratama

Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Nasional.

@CitizenJurnalisme on Galeri
Perfect
New Day
Happy Day
Nature
Morning
Sunset