Press ESC to close

Keberagaman di Jazirah Moloku Kie Raha: Membangun Masa Depan Kepemimpinan Inklusif untuk Semua

MolokuKie Raha(Maluku Utara) atau yang biasa dikenal sebagai kesultanan  “empat gunung”memiliki sejarah peradaban yang panjang. Sebelum tergabung dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), MalukuUtaratelah menjadi magnet bagi bangsa Eropa dan telah menjadi kiblat perdagangan rempah-rempah dunia.

Sebagai pusat dari beberapa kerajaan Islam besar di Nusantara, seperti Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore, wilayah ini telah menjadi saksi dari dinamika politik, ekonomi, dan sosial yang kompleks. Sultan-sultan di Maluku Utara tidak hanya memimpin sebagai penguasa politik, tetapi juga sebagai penjaga keberagaman dan keharmonisan sosial di wilayah ini.

Warisan peradaban Maluku Utara juga diperkaya oleh interaksi dengan bangsa-bangsa lain, baik dari Asia, Eropa, maupun Timur Tengah. Interaksi ini melahirkan masyarakat yang heterogen, di mana berbagai etnis dan agama hidup berdampingan. Di sinilah pentingnya memahami konteks sejarah ini untuk mengapresiasi perankepemimpinandalam memelihara dan mengembangkan keberagaman di Maluku Utara.

Maluku Utara: Kemarin, Kini dan Nanti

MalukuUtarasebagai sebuah entitas kebangsaan telah melahirkan sejarah peradaban yang panjang, bahkan sebelum bangsa kolonial datang dan menjajah wilayah Kie Rahatersebut. Kesultanan Jailolo, Bacan, Ternate hingga Tidore adalah bukti akan kemajuan peradaban, baik dalam bidang perdagangan hingga pada wilayah budaya dan sains.

Keberagaman budaya oleh masyarakat Maluku Utara menjadi inspirasi akan eksisnya multikulturalisme di sana, jauh sebelum konsep ini digunakan sebagai akibat dari menguatnya diskursus tentang globalisasi dewasa ini. Cultural faithdan juga spiritual faithsejak dahulu telah diterapkan oleh masyarakat Maluku Utara dalam menjaga tradisi keberagaman dan kebinnekaan menjadi fondasi penting dalam menjaga keharmonisan di antara sesama manusia.

Pulau Halmahera sebagai sentrum dari wilayah Maluku Utarasejak dahulu telah menjadi lalulintas perdagangan global, baik dari para pedagang atau saudagar dari Tiongkok, Arab hingga datangnya bangsa kolonial yakni Portugis, Spanyol hingga Belanda. Hubungan perdagangan ini telah menjadi bagian dari komunikasi budaya dan tradisi antara masyarakat Maluku Utaradengan para pedagang atau saudagar dari Negeri Tirai Bambu, Arab hingga Eropa tersebut.

PeradabanMaluku Utaradalam lintasan catatan sejarah telah memberikan pelajaran berharga bagi masyarakat hari ini dan yang akan datang. Catatan-catatan yang dimuat oleh para saudagar Tiongkok, Arab dan juga bangsa kolonial tersebut telah menjadi bukti bahwa jauh sebelum Indonesia diproklamirkan sebagai sebuah Bangsa dan Negara, peradaban Maluku Utaratelah menjadi destinasi dan lalulintas perdagangan global yang masyhur.

Globalisasi, modernisasi, dan perkembangan teknologi membawa serta perubahan sosial (social transformation)yang cepatTantangan ini menuntut format kepemimpinanuntuk terus berinovasi dan beradaptasi dalam menjaga kohesi sosial di tengah keberagaman yang ada. Masa depan keberagaman di Maluku Utara harus dibangun di atas fondasi yang kokoh dari nilai-nilai yang telah ada, tetapi dengan pendekatan yang lebih modern dan responsif terhadap dinamika zaman. Dengan lain perkataan, dengan senantiasa mempertahankan realitas keberbedaan yang secara kosmologis kerap diidentikkan dengan eksitensi doka gosora se bualawa(seperti cengkih dan pala) dalam siklus kehidupan flora yang bineka, tapi tetap berpadu dalam spirit ino fo makatinyinga, marimoi ngone futuru (seruan untuk bersatu atau menjaga kebersatuan di antara keniscayaan hidup yang berbeda). Lantas, perihal kohesi sosial tersebut didasarkan atas filosofi adat se atorang(kebiasaan dan ketentuan norma hidup yang berlaku) di dalam masyarakat itu sendiri. 

Keberagaman di Moloku Kie Rahamenghadapi tantangan yang tidak mudah di masa depan. Dengan semakin terbukanya akses informasi dan mobilitas manusia, interaksi antar budaya akan semakin intensif. Ini bisa menjadi peluang besar untuk memperkaya kebudayaan lokal, namun juga bisa menjadi ancaman jika tidak dikelola dengan baik.

Salah satu tantangan utama adalah bagaimana mempertahankan identitas budaya lokal di tengah arus globalisasi. Oleh sebabnya, generasi muda, sebagai pewaris dan penerus kebudayaan agar senantiasa lestari, harus diberdayakan dan diberikan pemahaman yang kuat tentang pentingnya melestarikan nilai-nilai kebersamaan dan toleransi yang telah diwariskan. Dalam kerangka mengoptimalisasi ikhtiar tersebut, maka pendidikan menjadi kunci dalam membentuk pemahaman ini, di mana kurikulum yang inklusif dan mendukung keberagaman perlu diterapkan di sekolah-sekolah, mulai dari dasar, menengah hingga tinggi.

Selain itu, tantangan ekonomi juga menjadi faktor penting. Ketidakadilan dalam distribusi sumber daya dan kesempatan ekonomi dapat memicu ketegangan sosial. Oleh karena itu, kepemimpinan yang proaktif dan berorientasi pada kesejahteraan bersama (collective welfare)tentu sangat diperlukan. Pemerintah daerah, tokoh adat, dan pemimpin agama harus bekerja sama dalam memastikan bahwa semua kelompok masyarakat mendapatkan manfaat yang adil dari pembangunan ekonomi.

Maluku Utara: Sebuah LandscapeMaritim Dunia

Wilayah Moloku Kie Raha   yang terdiri dariberbagaipulau merupakan persimpangan geografis dan budaya antara Asia dengan Oseanian. Hal ini juga menjadi dasar atau kerangka logis mengistilahkan Maluku Utara sebagai miniatur dari Konsepsi Negara dan Poros Maritim Dunia. 

Sebagai sebuah entitas wilayah yang terletak pada posisi strategis, tentunya kekayaan alam yang dimiliki Maluku Utara, baik di daratan maupun kekayaan di laut sejatinya diperuntukkan untuk kesejahkteraan masyarakat khususnya yang mendiami wilayah tersebut. Dua kesultanan besar yakni Ternate dan Tidore di masa lalu telah memainkan peran vital dalam hal peningkatan kualitas hidup masyarakat yang mendiami dua kesultanan besar tersebut.

Indonesia dan bahkan dunia telah berhutang besar dalam hal konsepsi Negara dan Poros Maritim Dunia kepada Moloku Kie Raha. Heterogenitas budaya, kebinekaan serta plutalitas masyarakat Maluku Utaradisebabkan oleh persebaran pulau-pulau di wilayah tersebut telah memberikan pelajaran berharga akan dinamisasi kultur kehidupan dan kearifan yang ditunjukkan oleh masyarakat telah menunjukan pada lintasan generasi dan zaman.

Hal inilah yang tetap harus dijaga dan dilestarikan oleh generasi sekarang dan yang akan datang. Fakta bahwa Maluku Utara telah memberikan warna tersendiri dalam kehidupan masyarakat, baik terhadap kehidupan masyarakatitusendiri, Indonesia bahkan dunia tidak boleh punah dan hilang ditelan zaman yang terus mengalami perubahan.

Membangun Masa Depan Kepemimpinan Inklusif

Kepemimpinan yang inklusif adalah kunci dalam menjaga dan mengembangkan keberagaman di Moloku Kie Raha. Pemimpin yang mampu merangkul semua kelompok masyarakat, tanpa memandang latar belakang mereka, akan dapat menciptakan sebuah lingkungan yang harmonis dan produktif.

Pemimpin di Maluku Utara harus mampu menyeimbangkan antara menghormati tradisi dan membuka diri terhadap perubahan. Mereka harus memiliki visi yang jelas tentang bagaimana mengelola keberagaman ini untuk kebaikan bersama, serta kemampuan untuk mendengarkan dan memahami berbagai perspektif yang ada dan terus berkembang di masyarakat.

Selain itu, kepemimpinan yang efektif juga harus didukung oleh partisipasi aktif dari masyarakat. Pendidikan politik dan sosial harus ditingkatkan agar masyarakat dapat berperan serta dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini tentu tidak hanya akan meningkatkan kualitas kebijakan publik (public policies), tetapi juga akan memperkuat rasa memiliki dan tanggung jawab di kalangan masyarakat.

Keberagaman di Moloku Kie Rahaadalah sebuah warisan berharga yang telah terbentuk melalui perjalanan sejarah yang panjang. Rentang peradaban di wilayah ini menunjukkan bahwa keberagaman bukanlah sesuatu yang mudah dipertahankan, namun dengan kepemimpinan yang bijak, arif dan inklusif, keberagaman ini dapat terus menjadi kekuatan yang memajukan masyarakat.

Di masa depan, tantangan dan peluang akan terus hadir, tetapi dengan komitmen untuk saling menghargai dan bekerja sama, masyarakat Moloku Kie Rahadapat membangun masa depan yang lebih baik bagi semua. Kepemimpinan yang inklusif akan menjadi kunci dalam memastikan bahwa semua kelompok masyarakat merasa dilibatkan dan mendapatkan manfaat dari pembangunan yang terjadi.

Dengan demikian, Maluku Utaraakan terus menjadi contoh bagaimana keberagaman dapat menjadi landasan untuk kemajuan bersama, sebuah pelajaran penting bagi Indonesia dan dunia. Semoga!

Refrensi

Gambar https://zonamalut.id

Dr. Abd Rahmatullah Rorano S. Abubakar

Pengajar Universitas Kader Bangsa Palembang - Direktur Bakornas LKBHMI PB HMI 2018-2020 - Inisiator Gen Muda Bela Maluku Utara

@CitizenJurnalisme on Galeri
Perfect
New Day
Happy Day
Nature
Morning
Sunset